TRIBUN 1 . COM | Sukabumi, Jumat 12 September 2025 , Di tengah hiruk pikuk Kota Sukabumi, kisah pilu seorang pria lanjut usia bernama Ece (58) warga Kampung Pangkalan, RT 03 RW 06, Kelurahan Cipanengah, Kecamatan Lembursitu, menyayat hati. Hidup sebatang kara, menempati gubuk reyot yang jauh dari kata layak huni, dan mengidap penyakit katarak akut, Ece kini menjadi potret nyata kesenjangan kepedulian sosial di perkotaan.
Namun, harapan itu belum padam. Kapolsek Lembursitu, AKP Agus, bersama jajaran Bhabinkamtibmas, PKK, Karang Taruna, serta perangkat RT/RW kembali mendatangi kediaman Ece. Dalam suasana haru, bantuan sembako diberikan—sebuah bentuk kasih di hari Jumat penuh berkah.
“Alhamdulillah, hari ini kami bisa menjenguk Pak Ece sekaligus berbagi sembako. Walau kecil, semoga bisa sedikit meringankan. Jujur, saya menahan haru melihat kondisi beliau yang hidup sendirian di gubuk reyot ini,” tutur AKP Agus dengan suara bergetar.
Lebih lanjut, Kapolsek menegaskan pihaknya bersama unsur masyarakat masih berupaya menemukan sanak keluarga Ece. Hal ini penting karena menurut Puskesmas Lembursitu, operasi katarak harus mendapat persetujuan keluarga terdekat.
Di sisi lain, DPC Aliansi Wartawan Indonesia Bangkit Bersama (AWIBB) Sukabumi Raya yang turut mendampingi kegiatan ini, menyerukan agar Pemkot Sukabumi tak menutup mata. Ketua DPC AWIBB Sukabumi Raya, Erik Surya Sumantri, menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah, kepolisian, dan elemen masyarakat.
“Kami berharap Pemkot Sukabumi ikut turun tangan. Ini bukan hanya soal bantuan sembako, tapi soal hak hidup layak bagi warga yang nyaris terlupakan,” pungkasnya.
Kini, cerita hidup Ece bukan hanya tentang seorang lelaki tua dengan katarak akut di gubuk reyot, melainkan ujian kemanusiaan bagi para pemangku kebijakan Kota Sukabumi: Akankah mereka mengetuk hati dan bertindak, atau membiarkan Ece tenggelam dalam kesepian dan derita ?
Red * team Awibb Sukabumi *

































