Takalar – Tribun1.com | Digugu lan ditiru” adalah filosofi Jawa yang menegaskan bahwa seorang guru harus bisa dipercaya ucapannya (digugu) dan menjadi teladan dalam sikap maupun perbuatannya (ditiru) oleh murid serta masyarakat. Filosofi ini seharusnya menjadi dasar perilaku seorang pendidik, khususnya mereka yang diberi amanah memimpin sekolah.
Namun, hal itu tampaknya tidak tercermin dari sikap Zaenal Sitaba, Kepala SDN Kalappo, yang baru-baru ini memperlihatkan perilaku arogan di tengah masyarakat. Tindakannya dianggap tidak selayaknya dilakukan oleh seorang pendidik sekaligus pemimpin lembaga pendidikan.
Peristiwa bermula ketika Hj. Nurwati Dg. Kebo, usai berbelanja cabai, tanpa sengaja menyenggol motor milik Zaenal. Akibat kejadian kecil itu, hanya lampu stop bagian “weser” motor yang pecah. Menyadari kesalahannya, Hj. Nurwati langsung bertanggung jawab dengan mengganti kerusakan tersebut.
Namun sayangnya, sikap bertanggung jawab itu tidak diterima dengan lapang dada oleh Zaenal. Ia justru mendatangi rumah Hj. Nurwati dan melontarkan kata-kata kasar yang dinilai tidak pantas, apalagi keluar dari mulut seorang kepala sekolah. “Oe kabulamma, erok jako bayara, kongkong anak sundala,” ujar Hj. Nurwati menirukan ucapan Zaenal pada Kamis (25/9/2025).
Saat dikonfirmasi salah satu awak media melalui telepon WhatsApp, Zaenal membantah bersikap arogan. Ia beralasan bahwa Hj. Nurwati enggan membayar kerusakan motor yang ditabraknya. Pernyataan ini justru semakin menuai perhatian publik yang menilai seharusnya seorang kepala sekolah bisa lebih bijak dan tidak menggunakan bahasa yang tidak pantas.
Menanggapi hal itu, salah satu tokoh masyarakat kalappo Haris Ombel, angkat bicara. Ia menyayangkan sikap Kepala SDN Kalappo tersebut yang dinilai telah mencoreng nama baik dunia pendidikan. “Saya minta kepada Kadis Pendidikan Kabupaten Takalar agar segera mencopot Kepala SDN Kalappo karena sikapnya sudah mencederai dunia pendidikan dan membuat malu di hadapan masyarakat.(red/tim)

































